Thursday, January 4, 2018

Bukti Pahami Tanda-Tanda Kehamilan

tanda-tanda kehamilan
Setiap pasangan pasti mengharapkan kehadiran momongan sebagai pelengkap keluarga yang tiada ternilai. Sayangnya ada sebagian pasangan yang belum mengetahui tanda-tanda kehamilan. Hal ini paling umum terjadi pada pasangan muda yang baru saja menikah. Memahami tanda hamil sesungguhnya penting sebab tak jarang yang kehilangan janin dikarenakan ketidaktahuan mereka. Minggu-minggu pertama masa kehamilan merupakan fase yang rentan. Jadi, bagaimana bisa berhati-hati kalau Anda tak tahu sedang hamil? Berikut beberapa tanda-tanda yang bisa Anda cermati sebagai ciri seseorang sedang hamil.

 Tanda-tanda kehamilan yang pertama adalah Morning Sickness atau merasa mual di pagi hari. Gejala ini banyak dialami oleh wanita. Meski ada juga sebagian yang tidak merasakannya. Rasa mual ini biasanya muncul di minggu awal kehamilan. Hal ini merupakan reaksi yang wajar dari rubuh ibu yang belum terbiasa dengan kehadiran janin. Reaksi penolakan ini biasanya diikuti keengganan untuk makan. Bahkan ada sebagian wanita yang mengalami pingsan di fase ini.

Tanda-tanda kehamilan yang  kedua adalah mudah merasa lelah meski hanya melakukan kegiatan yang sederhana sekalipun. Gejala awal ini biasanya diikuti dengan tampilan wajah yang sedikit pucat dan tekanan darah yang drop.  Ciri kehamilan selanjutnya adalah frekuensi buang air kecil yang semakin meningkat. Hal ini disebabkan membesarnya rahim dan akan sedikit mendorong organ kandung kemih sehingga daya tampungnya menjadi lebih kecil.  Hal lain yang patut Anda masukkan ke dalam daftar tanda-tanda kehamilan adalah munculnya flek darah atau yang biasa dikenal dengan istilah Impantation Bleeding (Pendarahan Impantasi). Banyak yang mengira flek ini adalah darah menstruasi padahal bukan. Flek darah tersebut merupakan reaksi dari proses tertanamnya telur yang telah dibuahi pada dinding rahim. Biasanya pendarahan ini terjadi 10 hari setelah ovulasi dan disertai dengan rasa nyeri atau kram pada bagian perut.

Ciri wanita yang sedang hamil adalah bentuk payudara yang berubah dan semakin sensitive. Biasanya payudara akan sedikit melebar, lebih kenyal dan lebih sensistif. Selain itu tak jarang juga yang merasa nyeri pada bagian payudaranya. Ciri lanjutannya adalah keadaan psikologis ibu yang :terombang-ambing”. Mudah merasa sedih, cemas, depresi lantas kemudian merasa senang secara tiba-tiba. Hal ini wajar sebab di masa awal kehamilan memang sedang terjadi perubahan hormone yang signifikan di dalam tubuh wanita. Ciri hamil di minggu pertama lainnya adalah frekuensi buang gas yang meningkat. Hal ini normal namun memang kurang nyaman. Solusinya perbanyaklah makan sayur dan buah agakr gas berkurang. Dalam tahap ini, biasanya buang gas akan diikuti dengan sembelit.

Tanda-tanda kehamilan di minggu pertama lainnya adalah sering merasa lapar dan juga ngidam. Hal ini memang tidak terjadi pada smeua orang. Bahkan ada yang sebaliknya, malah tak bisa makan sama sekali. Namun jika sederet tanda lainnya terjadi pada Anda dan ditambah gejala sering lapar, Anda patut waspada. Selain itu, keinginan berlebih terhadap sesuatu yang tak bisa ditahan boleh jadi merupakan bentuk dari ngidam dan biasa dialami oleh wanita yang sedang hamil. Untuk memastikan Anda hamil atau tidak, cara paling mudah dengan menggunakan tes pack. Jika positif, segera berkonsultasi ke dokter!

Bukti Pahami Tanda-Tanda Kehamilan

Selain tahu dan tempe, ikan asin merupakan salah satu menu lauk pauk yang cukup merakyat. Rasanya yang gurih serta harganya yang pas di kantong membuat ikan asin begitu digemari sebagai teman nasi dan sayur di meja makan. Tak jarang, ibu hamil pun mengidamkan lauk ini ketika tengah hamil muda. Namun, mitos yang beredar menyebut jika konsumsi ikan asin untuk ibu hamil dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan tentu membuat kita harap-harap cemas.

Bahaya Ikan Asin untuk Ibu Hamil

Ikan asin sejatinya merupakan jenis lauk yang aman untuk dikonsumsi ibu hamil. Betapa pun, lauk ini berasal dari ikan-ikan yang diperoleh dari hasil tangkapan nelayan yang kemudian diawetkan. Oleh karenanya, kandungan gizi dan nutrisi seperti protein, lemak, vitamin, dan mineralnya pun sedikit banyak pasti masih tersisa di dalamnya. Namun demikian, konsumsi ikan asin untuk ibu hamil perlu menggunakan beberapa pertimbangan yang antara lain:

Ikan Asin untuk Ibu Hamil

1. Jangan Terlalu Sering

Meski memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi, ibu hamil disarankan untuk tidak mengkonsumsi ikan asin terlalu sering dan dalam jumlah banyak. Ingatlah! Betapa pun ikan asin merupakan jenis makanan yang menggunakan bahan pengawet dan bahan pengawet sendiri berdampak negatif bagi kesehatan.

2. Perhatikan Kondisi Kesehatan

Konsumsi ikan asin untuk ibu hamil perlu memperhatikan kondisi kesehatan. Ibu hamil yang menderita hipertensi (darah tinggi) sebaiknya tidak mengkonsumsi lauk yang satu ini. Mengingat kandungan garam yang terdapat cukup banyak dalam ikan asin akan memacu jantung untuk berdebar lebih kencang dan meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah tinggi sendiri, pada ibu hamil cukup berisiko bagi pertumbuhan dan perkembangan janin.

Ikan Asin untuk Ibu Hamil Peda teri rebus,

3. Perhatikan Jenis Ikan Asin

Ikan asin teri tergolong jenis ikan asin yang cenderung lebih aman karena umumnya menggunakan sedikit bahan pengawet dibandingkan ikan asin berukuran besar. Dan ikan asin air tawar dan ikan asin peda umumnya memiliki jumlah bahan pengawet yang lebih banyak.

Demikianlah pemaparan mengenai bahaya makan ikan asin untuk ibu hamil. Sebagai pungkasan, kami menyimpulkan bahwa ibu hamil tetap boleh mengkonsumsi ikan asin selama kehamilan asalkan tetap mempertimbangkan hal-hal di atas.

Bukti Pahami Tanda-Tanda Kehamilan

Trimester Kehamilan
12 3
Kehamilan bunda berumur 15 minggu? banyak hal yang bunda harus ketahui saat kandungan berumur 15 minggu.
Kehamilan 15 minggu
Bayi usia 15 minggu
by 3dpregnancy.parentsconnect.com
Meskipun banyak wanita tidak merasakan gerakan bayi sampai minggu ke-17 (atau lebih), bayi  telah memiliki tempatnya sendiri pada kantung ketuban yang dia sebut rumah. Jika Bunda merasa berdebar kecil di perut Bunda minggu ini, mungkin bunda mengira hal itu seperti kembung atau kelaparan. Bisa jadi Anda sayang membenturkan sekitar.


Kepala bayi sekarang bertumpu pada lehernya bukan langsung di pundaknya seperti kehamilan 14 minggu yang lalu. Minggu ke 15 ini bayi mulai ditumbuhi alis dan bulu mata.  Rambut di kepala juga mulai tumbuh dan, dengan beberapa gaya kreatif.

pada kehamilan 15 Minggu Meskipun mata bayi yang tertutup rapat, dia kini bisa merasakan cahaya. Mata dan telinga akhirnya terlihat seperti bayi sungguhan. Selama bulan depan, bayi akan tumbuh lebih cepat dari sebelumnya, jadi pastikan Bunda mencukupi dengan makanan bergizi cukup dan cairan untuk mendukung pertumbuhannya. Bayi Bunda sekarang berukuran hampir 10 Cm, dan beratnya hampir 2 ons.

Tips Kehamilan 15 minggu: bagi sang Bunda, pertumbuhan perut akan terjadi begitu cepat, oleh karena itu bunda akan membutuhkan banyak istirahat dengan cara tidur, ya tidur yang cukup akan membantu anda merasa rileks.

Terkadang suhu kamar mempengaruhi kenyamanan bunda ketika tidur,jadi pastikan bunda memasang kipas atau AC untuk mendinginkan suhu kamar apabila bunda merasa kepanasan, sepasang bantal juga sangat berguna untuk menahan perut bunda yang semakin besar, jadi bunda membutuhkan ekstra bantal di tempat tidur.
Bantal Ibu Hamil

Berjalan-jalan sambil berbelanja kepreluan bayi sangat membantu sang bunda mengalihkan perhatian dari rasa kelelahan yang berlebih, suasana hati yang senang juga akan membantu sang buah hati tenang di dalam kandungan, Selama ya Bunda, sekarang kehamilan sudah berumur 15 minggu.

Bukti Pahami Tanda-Tanda Kehamilan

takut melahirkan,perasaan gelisah dan takut menjelang kelahiran,takut bersalin
Tidak sedikit Ibu hamil yang dibayang-bayangi oleh perasaan gelisah dan takut menjelang kelahiran buah hatinya. Tahukah Ibu, ketakutan ini akan menular pada janin sehingga membuatnya menjadi stres?

Proses melahirkan sering digambarkan sebagai perjuangan antara hidup dan mati. Tak heran bila banyak perempuan menganggap proses persalinan sebagai peristiwa menakutkan. Belum lagi dalam banyak tayangan TV atau film sering diperlihatkan adegan Ibu melahirkan yang tampak luar biasa menyakitkan, antara lain ditandai dengan sosok Ibu yang berteriak dan menangis kala melahirkan buah hatinya.

Bukan cuma itu. Ketika bertanya kepada mereka yang pernah melahirkan, rata-rata akan memberikan jawaban serupa: “melahirkan itu sakit, tidak enak, tidak nyaman, dan menyeramkan!” Bahkan, sebagian Ibu justru sengaja memilih melahirkan dengan cara operasi sesar demi menghindari segala “penderitaan” itu dan supaya tidak trauma dengan proses persalinan.


Ibu Hamil Mudah Terpengaruh


Ibu yang sedang hamil berada dalam kondisi emosi berbeda dari perempuan pada umumnya. Secara psikologis, emosi Ibu hamil lebih intens; bukan hanya disebabkan oleh fluktuasi hormon, tetapi juga karena adanya harapan, doa, dan ketakutan akan kondisi kehamilan serta proses persalinan. Maka itu, umumnya Ibu hamil lebih peka dalam menerima informasi, terutama berkaitan dengan kehamilannya.
Apalagi bila informasi itu disampaikan oleh figur yang dipercaya Ibu hamil, seperti pasangan, orangtua, sahabat, bidan, dan dokter. Informasi tersebut akan menjadi sugesti yang kemudian dipercaya oleh Ibu hamil, terutama bila disampaikan secara berulang-ulang.

Misal, seorang sahabat bercerita, ketika hendak melahirkan, dirinya harus menunggu dokter kandungan yang datang terlambat padahal pembukaannya sudah sempurna. Ia ingat betul betapa sakitnya harus menahan diri untuk mengejan selama hampir satu jam karena proses persalinan tidak boleh dilangsungkan sebelum dokter kandungan datang. Contoh lain, pengalaman seorang kerabat yang harus melahirkan anak kembar dalam kondisi prematur. Karena jantung salah satu bayi belum sempurna, akhirnya meninggal dunia tidak lama setelah dilahirkan.

Kisah-kisah seperti itu tak pelak mempengaruhi kondisi psikologis Ibu hamil dan menyebabkan perasaan takut menjelang persalinan. Di benak Ibu hamil pun terbentuk persepsi bahwa melahirkan itu pasti akan terasa menyakitkan, menyeramkan, dan penuh risiko. Padahal, pengalaman melahirkan setiap Ibu pasti berbeda dan tak mungkin sama. Namun, umumnya para Ibu hamil merasa takut akan terjadi apa-apa terhadap bayi maupun dirinya di tengah proses persalinan.

Selain itu, jika Ibu hamil takut, janin juga ikut takut. Bisa dibilang, rahim adalah “sekolahnya” janin. Apa pun yang dirasakan Ibu hamil turut dirasakan oleh janin. Bayangkan bila Ibu hamil merasa ketakutan dan stres setiap hari. Detak jantung semakin cepat, napas menjadi tidak teratur, suplai oksigen kurang, dan yang lebih parah adalah produksi hormon persalinan (oksitosin dan endorfin) akan berkurang, diganti oleh hormon stres (adrenalin dan katekolamin).

Tahukah Ibu, hormon-hormon tersebut juga mengalir ke plasenta dan disalurkan ke janin? Akibatnya bisa timbul berbagai resiko, seperti: janin stres, suplai oksigen dan nutrisi ke janin kurang, serta memicu persalinan prematur.

Nah, apakah Ibu juga mengalami perasaan takut bersalin normal?

Mari cari tahu apa yang dapat Ibu lakukan untuk mewujudkan persalinan yang nyaman dan berkesan positif.


Dukungan Ayah Untuk Menghadapi Perasaan Takut Menjelang Persalinan


Dalam menjalani proses persalinan, Ibu dan Ayah adalah satu tim. Bila Ibu diliputi kegelisahan, ketakutan, dan kepanikan, otomatis akan “menular” ke Ayah. Begitu juga sebaliknya. Oleh sebab itu, baik Ibu maupun Ayah agar sama-sama mempersiapkan diri dalam menghadapi persalinan. Peran Ayah dalam mendukung Ibu mengalami persalinan yang tenang dan nyaman, yaitu :
  • Mampu bersikap tenang dan tidak panik.
  • Mampu menguatkan Ibu, antara lain dengan mengulang-ulang berbagai kalimat positif mengenai persalinan.
  • Memahami apa yang dapat dilakukan untuk menenangkan Ibu, terutama di saat persalinan. Misalnya, dengan ikut kelas hypnobirthing.
  • Ikut serta dalam kelas birth partner sehingga Ayah memahami proses persalinan yang akan dilalui oleh Ibu.
  • Mendampingi Ibu setiap kali melakukan pemeriksaan kandungan.



No comments:

Post a Comment