Monday, January 8, 2018

Bukti Waspadai Pendarahan Pasca Persalinan

Defenisi pendarahan pasca persalinan adalah kondisi dimana ibu mengalami pendarahan dalam 24 jam setelah ia melahirkan bayinya. Ibu yang mengalami pendarahan ini biasanya kehilangan volume darah melebihi angka 500 mililiter. Pendarahan pasca persalinan ini agak susah untuk dideterminasi jumlah darah yang telah hilang sebab biasanya bercampur dengan air ketuban, telah menyerap pasa pakaian juga alas kain tidur ibu. Gejala pendarahan ini bisa didteksi dari keluhan ibu yang merasa limbung, pucat, keringat dingin dan berlebihan, menggigil, dan lain-lain. Pendarahan pasca persalinan ini patut diperhatikan secara serius sebab merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu setelah melahirkan.

Jika didasarkan pada waktu terjadinya, maka pendarahan pasca persalinan bisa dikategorikan ke dalam dua kelompok yakni:

  1. Early Post Partum Haemorrhage atau Pendarahan pasaca persalinan dini/primer/segera. Pendarahan ini terjadi dalam 24 jam pertama setelah kelahiran bayi. Penyebabnya bisa karena terdapat atonia uteri, terdapat robekan pada jalan lahir dan retensio plasenta.
  2. Pendarahan selanjutnya adalah pendarahan pasca persalinan di masa nifas atau disebut pendarahan PPH kasep/Pendarahan pasca persalinan sekunder/Pendarahan pasca persalinan lambat atau Late PPH). Jenis pendarahan ini bisa terjadi setelah waktu 24 jam pertama setelah kelahiran bayi. Penyebabnya biasanya adalah infeksi, kondisi penyusutan pada rahim yang kurang baik serta adanya sisa plasenta yang masih tertinggal di dalam perut ibu setelah melahirkan.
Ada beberapa faktor yang mendorong potensi terjadinya pendarahan pasca persalinan semakin besar, antara lain:
  1. Grandemultipara.
  2. Jarak antara kehamilan sebelumnya dan kehamilan terkini sangat dekat dan kurang dari 2 tahun.
  3. Persalinan dilakukan dengan cara kala uri jauh sebelum waktunya.
  4. Persalinan dilakukan oleh seseorang yang tidak ahli seperti dukun.
  5. Persalinan yang terlalu banyak menggunakan anastesi dan dalam.
  6. Terdapat tindakan paksaan pada proses persalinan.
  7. dll.
Pada prinsipnya, terjadinya pendarahan pasca persalinan bisa terjadi karena di dalam uterus terdapat pembuluh darah yang masih dalam keadaan terbuka. Saat berkontraksi, pembuluh darah tersebut akan menutup dan membuat pembuluh darah tersumat sehingga pendarahan akan berhenti dengan sendirinya. Namun pada kasus lan, gangguan kontraksi pada rahim akan membuat penutupan pembuluh darah akan terhambat dan menjadikan darah telur keluar dalam jumlah yang banyak. Kondisi ini merupakan faktor yang paling dominan dialami oleh ibu setelah melahirkan.

Penyebab pendarahan pasca persalinan lainnya adalah Antonia uteri yakni kondisi dimana myometrium tak bisa berkontraksi dan apabila terjadi pada bekas melekatnya plasenta maka pendarahan susah dikendalikan. Jika hal ini terjadi maka ibu akan kehilangan darah dengan jumlah 500 hingga 800 cc dalam setiap menitnya. Ada beberapa hal yang menjadi faktor kondisi Antonia uteri antara lain rahim yang membesar jauh dari ukuran normal selama masa kehamilan, persalinan terlampau cepat, persalinan diinduksi dan dipercepat pula dengan hormone oksitosin, terdapat infeksi pada intrapartum, terdapat multiparitas yang tinggi, dan penggunaan magnesium sulfat yang dipakai untuk mengendalikan kejang saat pre/eklampsia.

Untuk menghindari terjadinya pendarahan pasca persalinan, diharapkan agar ibu rutin memeriksakan diri pada dokter. Ibu hamil juga dituntut untuk banyak istirahat, menghindari bebergian yang jauh, memperbanyak makanan yang mengandung protein, memeriksakan kadar hemoglobin secara rutin dan minum air secara teratur.

Bukti Waspadai Pendarahan Pasca Persalinan

Bulan Ramadhan telah tiba. Seluruh umat muslim berbondong-bondong melakukan ibadah puasa. Mereka menahan lapar, dahaga, dan segala hawa nafsu dari mulai fajar menyingsing hingga terbenamnya matahari demi mengikuti perintah Alloh untuk menjadi orang yang bertakwa. Ya, secara hukum Islam, asalkan mereka muslim, baligh, berakal, dan mampu menunaikan puasa, maka wajib hukumnya bagi mereka untuk melaksanakannya. Lalu bagaimana dengan puasa bagi ibu hamil dan menyusui? Apakah ibu hamil dan menyusui termasuk golongan yang wajib berpuasa? Apa hukum puasa bagi ibu menyusui dan ibu hamil dalam Islam? Untuk tahu jawabannya, simaklah uraian berikut ini.

Hukum Puasa bagi Ibu Hamil dan Menyusui dalam Islam

Dalam Islam, hukum puasa bagi ibu hamil dan ibu menyusui secara umum terbagi menjadi 2, yaitu wajib dan makruh.

Hukum Puasa bagi Ibu Hamil dan Menyusui dalam Islam

Hukum wajib jatuh kepada para ibu hamil yang kondisi fisiknya sehat walafiat dan pertumbuhan janin atau bayi tidak riskan mengalami masalah jika ibunya berpuasa, sedangkan hukum makruh jatuh kepada para ibu hamil dan menyusui yang kondisi fisiknya lemah dan janin atau bayinya dikhawatirkan mengalami masalah jika ibunya memaksa berpuasa.

Hukum wajib puasa bagi ibu hamil dan menyusui sebetulnya kurang begitu populer di kalangan banyak ulama. Mewajibkan puasa bagi ibu hamil dan menyusui sangat riskan berpengaruh bagi pertumbuhan si bayi dan ibunya. Selain itu, dalil-dalil yang ada juga cenderung lebih menguatkan pendapat yang memakruhkan puasa bagi ibu hamil dan menyusui.

Banyak ulama berpendapat bahwa kewajiban puasa bagi ibu hamil dan menyusui gugur karena kondisi mereka yang memang membutuhkan banyak asupan makanan. Kewajiban berpuasa ramadhan bagi ibu hamil dan menyusui dapat diganti dengan melakukan Qadha atau mengganti puasanya dengan puasa di hari lain setelah bulan Ramadhan seperti halnya orang yang sakit atau sedang dalam perjalanan.
"Maka Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain." (QS. Al-Baqarah: 184).
Khusus bagi ibu hamil, kewajiban meng-qadha puasa juga dianggap sunnah mengingat setelah melahirkan, ia tentu akan menyusui anaknya, sehingga kondisi ini akan memberatkan bagi mereka. Sesuai petunjuk Al-Qur’an, kewajiban qadha ini dapat diganti dengan membayar fidyah sesuai cara yang telah ditentukan Rasulluloh. (Baca : Fidyah Ibu Menyusui dan Ibu Hamil)
“…Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin…” (Qs. Al-Baqarah: 184)
Nah, demikianlah pemaparan mengenai hukum puasa bagi ibu hamil dan menyusui dalam Islam. Sebetulnya masih banyak perdebatan dan perbedaan pendapat para ulama terkait dengan hukum satu ini. Namun, alangkah lebih baiknya kita ikuti pendapat yang paling kuat dan paling baik seperti yang dijelaskan di atas.

Bukti Waspadai Pendarahan Pasca Persalinan

perkembangan janin dalam kandungan ibu hamil dari bulan ke bulan
Ibu pasti sangat bahagia dapat menikmati setiap momen perkembangan janin dalam kandungan ibu hamil dari bulan ke bulan, hingga tiba saatnya ia lahir ke dunia.



Bulan Pertama  (Usia Kehamilan 1-6 Minggu; Usia Janin 1-4 Minggu)


Bulan ini hingga bulan kedua, merupakan periode penting karena pada saat inilah dimulainya seluruh pembentukan organ penting janin, seperti sistem pembuluh darah dan sistem saraf, jantung, mata, tangan dan kaki. Jika pada masa ini terjadi gangguan, bisa terjadi cacat bawaan atau kematian embrio. Bentuk embrio seperti kecebong dengan kepala lebih besar dari organ lain dan memiliki ekor. Ukuran embrio mencapai 1,25-3 mm dengan berat kurang dari 1 gram pada akhir bulan pertama.


Yang Perlu Ibu Lakukan :

Idealnya, sejak 3-6 bulan sebelum hamil, ibu sedah menerapkan hidup sehat. Jangan lupa, dua bulan pertama kehamilan merupakan periode organogenesis (proses pembentukan organ tubuh). Pola hidup sehat antara lain :
  • Konsumsi asam folat untuk mencegah risiko NTD (Neural Tube Defects) atau kecacatan pada sistem saraf dan tulang belakang.
  • Hindari makanan mentah atau setengah matang (berisiko toksoplasma); ikan/kerang yang tercemar metilmerkuri dalam kadar tinggi (mengganggu sistem saraf janin); serta makanan yang mengandung pengawet dan pewarna buatan.
  • Hindari obat tanpa kontrol dari dokter. Jika ibu sakit, sekalipun hanya batuk, konsultasikan ke dokter.
  • Hentikan semua kegiatan tak sehat, seperti tidur larut malam, merokok, dan konsumsi alkohol.



Bulan Kedua (Usia Kehamilan 7-10 Minggu; Usia Janin 5-8 Minggu)


Embrio berkembang pesat, dari 2-5 mm di awal bulan, menjadi 31-44 mm di akhir bulan kedua dengan berat sekitar 4-5 gram. Pada bulan kedua, rongga jantung hampir sempurna dan mulai dialiri darah. Pankreas, kandung empedu, duktus billaris, dan anus (dubur) sudah siap di posisi masing-masing pada akhir bulan kedua. Hati sudah terbentuk dan mulai menghasilkan sel darah merah yang dipompakan ke seluruh tubuh oleh jantung yang mampu berdenyut 150 kali per menit. Tulang di kaki yang akan membentuk lutut dan tumit mulai mengeras. Telinga mulai berbentuk, begitu pula tonjolan untuk pembentukan gigi yang berada di bawah gusi.


Yang Perlu Ibu Lakukan :

Pola hidup sehat, sperti disebutkan pada bulan pertama , agar diteruskan dan sebaiknya tetap berlanjut hingga setelah ibu melahirkan si kecil. Hal lain yang perlu ibu lakukan adalah :
  • Hindari makanan berlemak, konsumsi banyak cairan, tingkatkan frekuensi makan namum dalam porsi lebih kecil (6 kali per hari), dan istirahat teratur. Ini berguna untuk mengurangi keluhan morning sickness yang kerap dialami ibu di awal kehamilan.
  • Setiap hari konsumsi 1-2 buah yang kaya akan vitamin C dan minimal 1 kali sayuran berwarna hijau tua atau kuning tua untuk zat besi ekstra, serat dan asam folat. Jangan lupa mengkonsumsi daging merah sebagai sumber zat besi.
  • Olahraga, seperti renang dan jalan kaki, untuk meningkatkan kekuatan otot, tonus otot, ketahanan tubuh, dan kebugaran. Olahraga sejak awal kehamilan juga membantu mengurangi stres saat melahirkan dan membuat pembentukan tubuh setelah melahirkan jadi lebih mudah.
  • Memperhatikan kesehatan gigi dan mulut, serta menjaga kebersihan organ intim. Pasalnya, infeksi, baik yang terjadi pada gigi maupun di organ intim, sering menimbulkan kontraksi rahim yang dapat memicu keguguran. Ingat, kehamilan pada trimester pertama sangat rentan keguguran !



Bulan Ketiga (Usia Kehamilan 11-14 Minggu; Usia Janin 9-12 Minggu)


Besar janin kira-kira setelapak tangan ibu, panjang dari kepala hingga bokong 44-60 mm dan di akhir bulan ketiga mencapai 80-93 mm. Awalnya berat hanya 8 gram, tapi di akhir bulan ketiga mencapai 24-45 gram. Organ tubuh janin sudah terbentuk  lengkap dan makin baik. Di masa ini janin memasuki periode maintenance, yaitu pematangan fungsi sistem organ sehingga kelak organ-organ tubuh berfungsi optimal. Sel saraf dan otak berkembang cepat; di dalam otak janin, sinaps saraf mulai terbentuk. Mulai ada refleks, seperti refleks menelan, maka itu janin dapat menelan cairan amnion (ketuban). Refleks lainnya adalah refleks terhadap sentuhan. Jika perut ibu ditekan, janin akan bergerak.


Yang Perlu Ibu Lakukan :

Perhatikan pola makan. Pada trimester kedua (usia kehamilan 14-27 minggu) biasanya keluhan morning sickness sudah berlalu sehingga ibu mulai berselera makan. Yang penting siingat, jangan sampai kenaikan berat badan per minggu melebihi 500 gram atau 2 kg sebulan demi mencegah kegemukan pada ibu yang tentunya tak baik bagi kesehatan ibu dan janin. Selain itu, tetap perhatikan kandungan nutrisinya seta hindari makanan/minuman yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan perkembangan janin.

Karena di bulan ini, janin mulai dapat merasakan sentuhan, baiknya ibu sering-sering mengusap-usap lembut perut ibu sambil mengajak janin mengobrol. Memang, ibu belum dapat merasakan gerakan janin, tak masalah, karena sentuhan tersebut akan membuat janin merasa disayang dan dicintai sehingga ikatan emosional ibu dan janin bertambah kuat.




proses perkembangan janin dalam kandungan

Bulan Keempat (Usia Kehamilan 15-18 Minggu; Usia Janin 13-16 Minggu)


Di awal bulan ini panjang janin dari kepala ke bokong mencapai 80-93 mm dengan berat 25-45 gram, dan di akhir bulan panjangnya kira-kira 12,5-14 cm dengan berat sekitar 120-150 gram. Rahim yang cukup besar memungkinkan janin bergerak lebih aktif. Ia pun terus berlatih untuk bernapas, mengisap, dan menelan, bahkan tersedak agar fungsi sistem organ makin sempurna saat lahir ke dunia. Pertumbuhan tulang di telinga tengah dan saraf pendengaran menjadikan janin dapat mendengar suara, seperti suara detak jantung dan aliran darah ibu melalui tali pusat. Janin bahkan mengangkat tangannya atau bergulung mencoba bersembunyi apabila terdengar suara keras.


Yang Perlu Ibu Lakukan :

Stimulasi indra pendengaran janin dengan sering mengajaknya berbicara sambil mengusap-usap perut ibu. Baiknya hal ini juga dilakukan oleh Ayah. Bicarakan hal-hal yang positif dan menyenangkan, ungkapkan rasa kasih sayang Ayah dan Ibu pada si buah hati. Jika sejak di kandungan, si kecil sudah akrab dengan suara Ibu dan Ayah, maka setelah lahir ia akan langsung mengenali suara Ibu dan Ayah. Selain itu juga akan membentuk ikatan antara si kecil dan Ibu Ayah.



Bulan Kelima (Usia Kehamilan 19-22 Minggu; Usia Janin 17-20 Minggu)


Panjang dan berat janin di awal bulan ini adalah 13-15 cm dan 200 gram; di akhir bulan mencapai 19-22 cm dan 350 gram. Pada bulan ini, janin menyempurnakan pertumbuhan dan perkembangan beberapa organnya. Ukuran kakinya berubah semakin proporsional. Telinganya sudah berfungsi dan ia menikmati suara-suara ribut yang ada dalam rahim. Di akhir bulan kelima ini, wujudnya sudah seperti miniatur bayi cukup bulan. Bibir, kelopak mata, alis sudah terlihat lebih jelas. Lanugo atau rambut halus melingkupi seluruh tubuhnya. Indra perasa akan berkembang dari hari ke hari. Janin dapat merasakan sentuhan ringan.


Yang Perlu Ibu Lakukan :

Selain mengajak janin berbicara, baiknya Ibu dan Ayah juga membacakan cerita/dongeng untuknya. Bukan hanya akan menstimulasi indra pendengaran janin, kecerdasan bahasanya juga akan ikut terasah. Pilih cerita yang simpel dan ringan karena waktu untuk membacakannya cukup 10 menit saja. Bacakan cerita secara perlahan agar janin dapat menyimak. Percayalah, kelak perkembangan bicaranya lebih pesat jika stimulasi ini terus diberikan hingga setelah lahir.



Bulan Keenam (Usia Kehamilan 23-26 Minggu; Usia Janin 21-24 Minggu)


Panjang dan berat janin di awal bulan sekitar 28 cm dan 455 gram; di akhir bulan mencapai 33 cm dengan berat hampir 1 kg. Perkembangan penting di bulan ini adalah gelombang otak sudah mengaktivasi sistem auditori dan visual, sehingga mata janin dapat merespon terhadap datangnya cahaya, dan telinga kecilnya dapat merespon terhadap suara-suara dari luar.


Yang Perlu Ibu Lakukan :

Untuk merangsang indra penglihatan janin, berikan stimulasi cahaya. Ibu atau Ayah duduk di tempat temaram, arahkan senter yang menyala ke perut ibu sambil digerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan dan atas-bawah. Nanti janin akan merespon dengan gerakannya. Jangan lupa sambil jelaskan pada si janin mengenai kondisi terang dan gelap. “Adek,sekarang lampu senternya ibu nyalakan yah. Wah, terang ya .... Nah, sekarang ibu matikan lampunya ... Oh, gelap ya, Dek. Ya, ini namnya gelap ... Sekarang ibu nyalakan lagi ya lampunya ... Nah, terang deh.” Melalui permainan sederhana ini, janin akan merekam perbedaan suasana terang dan gelap dalam memori otaknya.




perkembangan janin dalam kandungan ibu hamil dari bulan ke bulan

Bulan Ketujuh (Usia Kehamilan 27-30 Minggu; Usia Janin 25-28 Minggu)


Panjang  dan berat janin di awal bulan 34 cm dan 900-1000 gram; di akhir bulan mencapai 38 cm dan 1,35 kg. Janin dapat merespon suara dari luar, tetapi masih terdengar berdengung karena telinganya diliputi oleh verniks kaseosa untuk melindungi janin dari cairan ketuban. Janin juga mampu membuka dan menutup kelopak matanya. Daya penglihatan semakin berkembang, sehingga ia bisa merespon cahaya dengan membuka atau menutup kelopak matanya.


Yang Perlu Ibu Lakukan :

Bukan hanya mengobrol dan membacakan cerita, baiknya Ayah Ibu juga memperdengarkan musik untuk janin. Banyak orang percaya, musik klasik dapat membuat cerdas. Riset yang dilakukan oleh Dr. Chapman J. S., akademisi dari New York University, AS, menyebutkan, musik klasik sudah bisa menstimulasi otak janin pada usia kehamilan 26 minggu atau trimester ke 3, karena saat ini janin sudah bisa mendengar dengan bantuan cairan ketuban.

Pengaruh tersebut terjadi karena musik klasik memiliki nada-nada yang bervariasi, terkadang dari lambat ke cepat dan sebaliknya. Musik klasik pun mempunyai kategori frekuensi alfa dan theta: 5000-8000 Hz. Frekuensi tersebut dapat merangsang tubuh dan pikiran menjadi rileks, sehingga bisa merangsang otak menghasilkan hormon serotonin dan endorfin yang menyebabkan tubuh menjadi rileks dan membuat detak jantung menjadi stabil. Nah, hal inilah yang mendukung otak dapat berkonsentrasi dengan optimal dalam membangun jaringan-jaringan sipnasis dengan lebih baik.

Untuk bisa mendapatkan hal tersebut, ibu hamil bisa memperdengarkan musik klasik pada dirinya dan juga janinnya selama 30 menit, pagi atau malam. Saat memperdengarkan, jarak speaker dapat diatur sekitar 50 cm dari perut atau bisa juga menempelkan headphone pada perut. Bisa dilakukan dalam keadaan berbaring santai atau duduk sambil membaca, minum teh atau saat melakukan senam hamil.



Bulan Kedelapan (Usia Kehamilan 31-34 Minggu; Usia Janin 29-32 Minggu)


Panjang janin di awal bulan ini sekitar 39-40 cm dengan berat 1,5-1,6 kg dan di akhir bulan mencapai 43 cm dengan berat 2-2,1 kg. Tulang-tulangnya semakin keras dan mulai bergabung menjadi satu meski belum sempurna, ini akan memudahkan janin bergerak dan memasuki saluran lahir. Janin dapat memutar kepalanya ke samping dan bergerak semakin banyak, ini menandakan janin aktif dan sehat. Di usia kehamilan 33 minggu (usia janin 31 minggu), umumnya kepala janin sudah dalam posisi cephalic atau di bawah.


Yang Harus Ibu Lakukan :

Lakukan terus pemberian stimulasinya, baik itu stimulasi suara, stimulasi sentuhan, maupun stimulasi cahaya. Saat mengajak janin mengobrol, membacakan cerita, atau memperdengarkan musik, ingatlah untuk mengusap-ngusap lembut perut ibu.

Ibu perlu berhati-hati demi mencegah terjadinya persalinan dini, mengingat paru-paru janin belum sempurna. Segera ke dokter jika ibu mengalami kontraksi teratur, nyeri perut, perdarahan, dan tanda-tanda lain yang mengarah ke persalinan dini. Namun ibu tak perlu khawatir, jika pun si kecil terpaksa lahir di bulan ini, ia memiliki kesempatan hidup lebih besar.



Bulan Kesembilan (Usia Kehamilan 35-38 Minggu; Usia Janin 33-36 Minggu)


Panjang janin di awal bulan 41-45 cm dengan berat 2,2 kg; di akhir bulan mencapai 47 cm dengan berat 2,8 kg. Perkembangan organ janin makin sempurna. Tulang-tulangnya semakin mengeras menuju jalan lahir, paru-paru semakin sempurna, begitupun dengan sistem kekebalan tubuhnya. Cairan ketuban sudah berada pada kondisi maksimal sehingga janin makin melekat ke dinding rahim. Di minggu ke 38 kehamilan, janin sudah cukup bulan untuk dilahirkan, posisi kepala sudah di bawah sehingga bisa lahir kapan saja. Umumnya janin lahir di usia kehamilan 38-40 minggu (usia janin 36-38 minggu).


Yang Perlu Ibu Lakukan :

Kenali tanda-tanda persalinan, yakni : mulas karena kontraksi yang teratur; keluarnya lendir beserta darah dari vagina; dan pecah ketuban yang ditandai rembesan cairan ketuban dari vagina. Jaga kondisi ibu tetap relaks, ini penting untuk mencegah baby blues setelah melahirkan. Dukungan keluarga sangat penting bagi ibu di bulan-bulan terakhir kehamilannya. Libatkan seluruh anggota keluarga untuk mengelus perut ibu dan mengatakan sayang pada janin. Hal ini akan menyenangkan janin karena kehadirannya sudah ditunggu-tunggu banyak orang.


Jika anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai seputar masalah kehamilan, silahkan kunjungi situs berikut ini ... PANDUAN LENGKAP UNTUK IBU HAMIL.

No comments:

Post a Comment