Wednesday, January 3, 2018

Bukti Apa Itu Kehamilan Ektopik?

kehamilan ektopik
Hamil secara sederhana didefenisikan sebagai pertumbuhan dan juga perkembangan janin di dalam rahim yang dimulai sejak konsepsi (pembuahan) dan berakhir saat permulaan pesalinan. Pendapat lainnya adalah melahirkan adalah proses yang diawali dengan pembuahan, kemudian fase pembentukan bayi di dalam rahim, dan diakhiri dengan lahirnya bayi. Defenisi tersebut merupakan kehamilan yang berlangsung secara normal. Artinya, janin tertanam dan tumbuh di dalam rahim. Namun, hal tersebut tidak selamanya sesuai dengan pola yang kita anggap normal. Terkadang, janin bisa tertanam dan tumbuh di tempat yang tidak semestinya. Hal tersebut dikenal dengan istilah kehamilan ektopik.

Pada kehamilan yang berjalan normal, telur yang telah dibuahi akan melalui tempat yang disebut tuba falopi atau saluran tuba dan menuju ke uterus atau rahim. Telur yang telah dibuahi tersebut akan melekat atau tertanam secara implant pada rahim dan kemudian tumbuh dan berkembang menjadi janin. Sementara itu, pada kehamilan ektopik, telur yang telah dibuahi akan melekat dan tumbuh juga berkembang di tempat yang tak semestinya misalnya di saluran tuba atau tuba falopi, di dalam ovarium atau indung telur, di dalam perut atau rongga abodemen, di dalam leher rahim atau serviks. Jika didasarkan pada statistik, sebanyak 98% kasus kehamilan ektopik terjadi di dalam tuba falopi.

Peluang terjadinya kehamilan ektopik terjadi dengan perbandingan 1 dari sekitar 50 kehamilan. Kehamilan ektopik bisa memicu kematian ibu yang paling banyak disebabkan ketidaktahuan atau kurangya deteksi  lebih dini. Hal lain adalah gagalnya penanganan. Kehamilan ektopik tidak bisa diobati sebab jika dipertahankan akan membahayakan ibu sebab janin tersebut akan pecah dan memicu terjadinya pendarahan yang hebat dan juga mematikan. Jadi, satu-satunya penanganan terhadap kehamilan ektopik adalah dengan mematikan janin tersebut.

Penyebab Kehamilan Ektopik


Ada beragam faktor yang menyebabkan terjadinya kehamilan ektopik. Adapun faktor yang dimaksud adalah:
  1. Terdapat riwayat kehamilan ektopik pada kehamilan sebelumnya. faktor ini merupakan yang tertinggi.
  2. Faktor penyebab kehamilan ektopik adalah sang ibu menggunakan alat kontrasepsi berupa spiral dan atau pil progesterone. Terkadang seseorang hamil saat masih sedang menggunakan kedua jenis alat kontrasepsi tersebut. Pil dengan kandungan progesterone bisa meningkatkan potensi kehamilan ektopik sebab pil tersebut bisa mengacaukan pergerakan sel rambut sila di dalam saluran tuba atau tuba falopi yang berperan membawa telur yang te;ah dibuahi ke dalam rahim.
  3. Faktor penyebab kehamilan ektopik selanjutnya adalah terjadinya kerusakan di dalam tuba falopi sehingga telur yang seharusnya meluncukr ke rahim mengalami kesulitan dan menyebabkan ia “singgah” dan melekat di saluran tuba. Kerusakan saluran tuba ini juga disebabkan oleh berbagai faktir di antaranya sang ibu merokok, terdapat penyakit radang panggul, terdapat endometriosis, dan terdapat riwayat tindakan medis seperti operasi pada daerah panggul, tuba falopi, pernah mendapat pengobatan infertilitas semcam program bayi tabun yang menyebabkan munculnya parutan baik itu di saluran tuba dan juga rahim.
Gejala Kehamilan Ektopik

Meski tak bisa diobati, namun jauh lebih mudah jika kehamilan ektopik diketahui sedini mungkin. Karena itu penting untuk mengetahui gejala yang muncul. Pada prinsipnya, gejala awal kehamilan ektopik sama saja dengan kehamilan normal yakni morning sickness, ngidap, payudara mengeras, terlambat haid dan lain-lain. Hanya saja, gejala tak lazim juga menyertai kehamilan ektopik yang tentu tak ada pad akehamilan yang normal. Gejala tersebut antara lain terasa nyeri hebat pada perut tepatnya di bagian bawah. Nyeri tersebut sangat tajam di awal kemudian perlahan melebar ke bagian perut lainnya. Puncaknya, sang ibu bisa mengalami nyeri yang sangat hebat saat bergerak. Gejala lainnya adalah terdapat pendarahan pada vagina, bisa berupa bercak dan terkadang juga bisa dalam jumlah banyak seperti halnya saat haid. Jika Anda menjumpai hal tersebut, sebaiknya segera periksakan diri sesegera mungkin agar bisa ditangani sedini mungkin.

Bukti Apa Itu Kehamilan Ektopik?

Tentunya hampir semua ibu di dunia ini menginginkan dapat melahirkan dengan normal tanpa kendala apapun. Namun, pada kondisi tertentu, adakalanya seorang ibu harus melakukan operasi caesar untuk melahirkan calon bayinya. Salah satu kondisi tersebut adalah bila si calon bayi yang dikandungnya di dalam rahim berada dalam posisi sungsang. Bayi dalam posisi sungsang umumnya hanya dapat dilahirkan dengan cara operasi caesar.

Nah berikut ini kita akan membahas apa sebenarnya bayi sungsang, apa yang menjadi penyebabnya, bagaimana mengetahui bayi sungsang, dan pertanyaan-pertanyaan lain seputar bayi sungsang.

Apa Bayi Sungsang Itu?

Bayi sungsang adalah bayi yang posisi letaknya di dalam rahim mengalami kelainan yaitu posisi kepala ada di atas, sedangkan kakinya ada di bawah. Padahal untuk dapat melahirkan secara normal, posisi kepala haruslah ada di bawah.

bayi sungsang dan plasenta previa

Apa yang Menyebabkan Bayi Sungsang Itu?

Bayi sungsang dapat disebabkan sedikitnya oleh 3 hal yaitu ukuran janin lebih kecil dari ruangan rahim ibu, bentuk rahim ibu tidak normal, dan kehamilan bayi kembar.

Penyebab pertama yang dapat menimbulkan bayi sungsang adalah ukuran janin yang lebih kecil dari ruangan di rahim ibu.  Ketidaksesuaian ini menyebabkan janin akan mudah dan dengan bebas berputar dalam rahim ibu. Jika kondisi ini terjadi pada trimester 3 atau sekitar usia kehamilan 7 bulan – 9 bulan, maka besar kemungkinan janin tersebut ada dalam posisi sungsang.

Penyebab kedua adalah bentuk rahim ibu yang tidak normal. Yang dimaksud dengan tidak normal meliputi air ketuban yang terlalu banyak, adanya tumor atau mioma di dalam rahim, bayi sungsang dan terilit tali pusar, posisi plasenta yang berada di bawah sehingga menutupi jalan lahir, kepala bayi terlalu besar, atau karena multiparitas.

Penyebab ketiga adalah bayi kembar. Kehamilan dengan bayi kembar memiliki resiko sungsang yang semakin besar pada salah satu janinnya. Hal ini disebabkan oleh janin yang kepalanya berputar ke bawah lebih dulu akan membuat rongga panggul ibu sulit dilalui janin kembarannya, sehingga posisi kembarannya menjadi sulit berputar.

Bagaimana Mengetahui Bayi Sungsang?

bayi sungsang dan terlilit tali pusar
Untuk mengetahui posisi bayi sungsang atau tidak, Anda bisa melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Pemeriksaan sungsang atau tidaknya posisi bayi baru dapat dilakukan pada trimester kedua. Pemeriksaan dapat menggunakan bantuan alat USG (ultrasonografi) atau secara manual. Pada pemeriksaan secara manual, dokter akan meraba bagian luar perut ibu dengan indikator bila bagian yang paling keras dan besar (dianggap kepala bayi) berada di atas, maka bayi diduga ada dalam posisi sungsang.

Bisakah Posisi Bayi Sungsang Diubah?

Banyak ibu hamil yang mengandung bayi sungsang bertanya, apakah bisa posisi bayi sungsang diubah kembali menjadi normal? Jawabannya adalah bisa, karena apabila posisi sungsang janin telah terlihat pada usia kehamilan 7 sampai 8 bulan, ada kemungkinan dilakukan koreksi untuk mengubah posisi janin, yaitu dengan melakukan posisi bersujud, 5 sampai 10 menit sebanyak 2 kali sehari. Bila posisi tersebut dilakukan dengan baik dan teratur, maka potensi posisi bayi yang sungsang akan kembali ke posisi normalnya akan semakin besar.

bayi sungsang dan solusinya
Posisi bersujud tidak berbahaya bagi ibu hamil, karena secara alamiah memberikan ruang pada bayi untuk kembali ke posisi normal, meskipun posisi ini dapat membuat ibu hamil merasa sesak dan tidak nyaman jika dilakukan terlalu lama. Karenanya apabila melakukan hal ini sebaiknya hentikan dulu jika ibu hamil mulai merasa sesak, dan dapat dilanjutkan lain waktu.

Selain metode tersebut, dokter juga bisa melakukan koreksi dari luar, yaitu dengan memutar janin sampai ke posisi yang semestinya. Untuk melakukan tindakan tersebut, ada beberapa kondisi yang dipersyaratkan, yaitu tidak ada lilitan tali pusat pada bayi, tidak ada kondisi hidrosefalus, plasenta previa, mioma, ukuran bayi tidak lebih besar dari panggul ibu.

Tindakan koreksi luar tersebut sebaiknya dilakukan setelah kehamilan memasuki usia 34 minggu (8 bulan). Namun, saat ini tindakan tersebut jarang dilakukan karena selain membuat ibu merasa sakit, juga berbahaya pada janin apabila dilakukan secara terpaksa.

Apakah Bahaya Jika Melahirkan Bayi Sungsang dengan Cara Normal?

penyebab bayi sungsang 5 bulan
Pada persalinan sungsang, dimana posisi pantat bayi keluar terlebih dahulu, waktu yang tersedia untuk bayi sampai keseluruhan tubuh dan kepalanya keluar adalah 8 menit. Hanya selama 8 menit itulah kapasitas oksigen yang dimiliki bayi, dan lebih dari waktu tersebut dikhawatirkan bayi akan mengalami kekurangan oksigen sehingga dapat menyebabkan kematian.

Selain itu, persalinan sungsang yang dilakukan secara normal juga dapat menyebabkan pendarahan otak pada bayi. Proses kelahiran tersebut juga akan sangat berat bagi si ibu, karena membutuhkan tenaga yang amat besar untuk dapat mengeluarkan bayinya secara keseluruhan. Apabila si ibu tidak mampu, maka akibatnya bisa fatal, yaitu bayi bisa terjepit di jalan lahir.

Meski melahirkan bayi sungsang secara normal terkesan berisiko sebagaimana disebutkan di atas, namun untuk beberapa kasus, kelahiran normal masih dapat dilakukan apabila memenuhi syarat berikut:
a. Ukuran bayi kecil dengan bobot tidak lebih dari 3,5 kg
b. Bukan kehamilan pertama
c. Posisi kepala janin normal yaitu menundunk atau menghadap ke bawah
d. Panggul ibu cukup luas untuk ukuran bayi
e. Bayi tidak dalam kondisi terlilit tali pusar.

Nah, demikianlah pembahasan mengenai bayi sungsang. Semoga dapat menjadi bahan referensi bagi Anda, para ibu hamil yang kini tengah menantikan kehadiran calon buah hati. Dan semoga kita semua terhindar dari kelainan bayi sungsang ini. Amiin.

Bukti Apa Itu Kehamilan Ektopik?

Trimester Kehamilan
12 3

Kehamilan 19 Minggu

Ketika melewati masa kehamilan 19 minggu, ada saat yang membuat jantung berdebar bahkan suatu keadaan kecilpun mampu membuat kita terkejut. Hal ini sangat wajar bagi seorang Ibu yang sedang mengandung.

Apalagi sang janin sedang dalam masa pertumbuhan yang pesat di dalam rahim kita. Jika kita bisa melihat langsung kedalam perut kita (seorang Bunda) maka kita bisa melihat indahnya ciptaan Tuhan yang bertumbuh dengan cepat di dalam sana. Demikian saya ketika melewati masa kehamilan di Usia 19 minggu ( kehamilan trimester ke dua), perasaan senang bercampur penasaran berkecamuk di benak saya, karena sang bayi begitu usil, gerakan-gerakan kecil sangat terasa. saya mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi di dalam sana, pertumbuhan apa yang sedang terjadi dengan sang janin di usia 19 minggu ini.

Kandungan 19 MingguKandungan 19 Minggu

Ternyata di kandungan usia 19 minggu ini ginjal si kecil sudah berfungsi sepenuhnya, hal ini berarti sang bayi mulai memproduksi urin di dalam tubuhnya sendiri, air seninya akan masuk di dalam kantung ketuban, dan pertumbuhan lainnya adalah di kehamilan 19 minggu ini adalah Vernix, lapisan putih susu yang melindungi kulit bayi, muncul di seluruh tubuh bayi Anda untuk menjaga kulitnya dari cairan ketuban. sang janin berumur 19 minggu beratnya sekitar 8 ons dan ukuran ½ 6 inci.

Kehamilan 19 Minggu ini mungkin akan sedikit membuat bunda merasakan pening atau mual-mual, hal ini normal terjadi, Antasida seperti Tums atau Rolaids dianggap aman untuk dikonsumsi selama kehamilan saat diperlukan. Cobalah mengunyah permen karet setelah makan, minum susu hangat dengan madu sebelum tidur, makan yoghurt atau buatlah bantal yang lebih tinggi untuk meletakkan kepala bunda (lihat juga tips ketika usia kehamilan 18 minggu).

Di saat Kehamilan 19 Minggu adalah waktu yang tepat bagi bunda untuk menentukan dekorasi yang tepat untuk si kecil, lakukanlah dengan hati-hati, perhatikan untuk memilih bahan -bahan yang lembut dan tidak licin untuk memastikan keselematan Bunda dan sikecil dari kecelakaan terpeleset. Jika memungkinkan tutupilah lantai dengan karpet yang lembut.
Meski anda merasakan kelesuan, namun sanagat penting untuk tetap memelihara kebersihan rumah anda, jadi usia kehamilan 19 minggu jangan membuat anda merasa malas lagi ya bunda. Semangat.... :)

Bukti Apa Itu Kehamilan Ektopik?

tanda akan melahirkan dalam waktu dekat,tanda tanda melahirkan,tanda tanda mau melahirkan,tanda tanda akan melahirkan,tanda melahirkan,tanda-tanda melahirkan sudah dekat,tanda tanda melahirkan normal,tanda melahirkan sudah dekat,tanda akan melahirkan normal,tanda2 melahirkan,tanda tanda ibu mau melahirkan,tanda tanda orang mau melahirkan,waspadai tanda tanda ibu melahirkan
Saat usia kehamilan Ibu sudah cukup bulan, artinya si kecil bisa lahir kapan saja. Kenalilah seperti apa tanda-tanda melahirkan, agar Ibu tahu apakah harus segera ke rumah sakit atau masih bisa menunggu di rumah.

Umumnya, masa kehamilan berlangsung selama 9 bulan 10 hari atau 38-42 minggu. Memasuki bulan ke 9, Ibu hamil biasanya sudah bersiap untuk menghadapi datangnya waktu persalinan. Saat usia kehamilan mencapai 38 minggu, berbagai tanda-tanda melahirkan sudah dekat mulai bermunculan.

Tanda-tanda akan melahirkan dalam waktu dekat bisa terjadi di waktu berbeda. Ada yang muncul sejak beberapa minggu sebelum persalinan, ada juga yang baru terasa beberapa hari ataupun beberapa jam sebelum persalinan. Agar Ibu mengetahui bahwa si kecil sudah ingin benar-benar dilahirkan, mari kenali berbagai tanda persalinan secara lebih mendalam.


Nyeri di Bagian Selangkangan


Rasa nyeri ini muncul karena tubuh Ibu tengah melepaskan hormon relaksin dalam jumlah maksimal, biasanya di usia kehamilan 38-40 minggu. Relaksin adalah hormon yang berfungsi melunakkan dan meregangkan ligamen atau sambungan tulang, sehingga timbul celah di antara kedua tulang panggul, sebagai salah satu bentuk persiapan tubuh dalam menyediakan jalan lahir bagi janin.

Selain pada ligamen, pelunakkan juga terjadi pada sendi-sendi di area panggul (pelvis). Inilah yang memicu timbulnya sensasi aneh dan tidak nyaman alias rasa sakit yang Ibu hamil rasakan di panggul, pinggul, paha, dan bokong. Rasa nyeri di bagian selangkangan merupakan salah satu pertanda persalinan sudah dekat. Namun, jika tidak dibarengi dengan pertanda lain, kemungkinan Ibu belum akan melahirkan dalam beberapa jam ke depan.

Jika rasa nyeri tersebut sangat hebat, sebaiknya segera periksakan ke rumah sakit. Pada sebagian kecil Ibu hamil, nyeri hebat di bagian selangkangan bisa menjadi indikasi dari suatu kondisi yang disebut Symphysis Pubis Dysfunction (SPD), yakni ketika celah yang terbentuk akibat peregangan di antara kedua tulang panggul cukup lebar. Setelah persalinan, tubuh berhenti melepaskan relaksin sehingga nyeri di sekitar selangkangan umumnya akan hilang dengan sendirinya.


Sering Buang Air Kecil


Di trimester ketiga, rahim makin besar dan kian menekan organ-organ di sekelilingnya, termasuk kandung kemih. Akibat adanya tekanan tersebut, kapasitasnya untuk menyimpan urine pun berkurang. Hal ini menyebabkan frekuensi buang air kecil Ibu hamil semakin tinggi.

Ditambah lagi, beberapa pekan atau beberapa hari menjelang persalinan, posisi janin semakin turun ke panggul dan memberikan tekanan lebih kuat kepada kandung kemih. Selain sering buang air kecil, Ibu hamil juga umumnya akan “mengompol” atau kesulitan menahan keluarnya urine saat sedang batuk, bersin atau tertawa.

Frekuensi buang air kecil yang meningkat merupakan salah satu indikasi bahwa janin sudah turun ke panggul dan bersiap memasuki jalan lahir. Jika diikuti dengan kontraksi atau pecahnya ketuban, bisa dipastikan waktu bersalin sudah tiba. Namun, jika tidak dibarengi dengan tanda persalinan yang lain, Ibu tidak perlu terburu-buru ke rumah sakit karena waktu persalinan masih beberapa minggu atau beberapa hari lagi.


Keluar Lendir Darah


Selama kehamilan, leher rahim atau serviks Ibu akan “disumbat” oleh semacam lendir. “Penyumbatan” ini terjadi secara alamiah dan berfungsi melindungi rahim dari jangkauan bakteri. Ketika kehamilan Ibu sudah cukup bulan dan serviks mulai mengendur, lendir tersebut akan terlepas dan keluar melalui vagina. Warnanya bisa cokelat, merah muda atau merah gelap, karena disertai darah dari sobeknya pembuluh darah. Keluarnya lendir ini bisa terjadi beberapa jam ataupun beberapa hari sebelum proses persalinan berlangsung.


Sakit Pada Punggung


Saat hamil tua, bisa saja tiba-tiba Ibu merasakan sakit yang hebat pada punggung bagian bawah. Biasanya hal ini terjadi akibat janin sedang berusaha memutar tubuhnya menuju posisi yang benar, yaitu jalan lahir. Perubahan posisi ini biasanya terjadi saat usia kehamilan mencapai 37 minggu. Janin akan berusaha turun ke rongga panggul dengan kepala di bawah dan wajah menempel pada tulang belakang Ibu.

Akan tetapi, terkadang yang terjadi tidak persis seperti itu. Saat turun, bisa saja tempurung kepala janin yang menempel pada tulang belakang Ibu, inilah yang membuat Ibu merasakan sakit hebat pada punggung. Rasa sakit di punggung menandakan janin sudah berada di jalan lahir dan dalam hitungan minggu atau hari, ia pun siap dilahirkan.


Terjadi Kontraksi


Kontraksi yang terjadi, sering kali digambarkan seperti rasa sakit berupa kram pada perut serta mulas yang biasa dialami ketika menstruasi, tetapi lebih intens. Kontraksi merupakan salah satu bentuk persiapan rahim dalam menyambut datangnya waktu persalinan. Kontraksi persalinan yang sesungguhnya adalah pertanda utama Ibu akan segera melahirkan dalam beberapa jam ke depan.
Ciri-cirinya yaitu :
  • Frekuensi sangat sering dan semakin lama semakin kuat. Kontraksi terjadi setiap 10 menit sekali atau kurang, dengan durasi masing-masing selama 40-60 detik.
  • Disertai keluarnya darah dan lendir dari vagina.
  • Disertai keluarnya air ketuban.

Jika kontraksi muncul dengan jarak yang teratur, tidak lama (sekitar satu menit), tidak semakin kuat, dan tidak disertai nyeri pada bagian selangkangan atau panggul, tandanya Ibu sedang mengalami kontraksi Braxton Hicks atau kontraksi palsu. Bila kontraksi sungguhan terasa di bagian belakang tubuh, kontraksi palsu terasa di bagian depan perut. Ibu dapat memastikan jenis kontraksi dengan berpindah posisi. Bila rasa mulas seketika berkurang atau hilang, tandanya itu kontraksi palsu. Sebaliknya, jika Ibu sudah bergerak kesana kemari, tetapi kontraksi terasa semakin kuat, artinya waktu melahirkan sudah tiba dan Ibu harus segera ke rumah sakit.


Ketuban Pecah


Ketuban pecah merupakan salah satu pertanda kuat bahwa Ibu sudah memasuki waktu melahirkan. Bila ketuban pecah, yang antara lain ditandai dengan keluarnya air ketuban dari vagina secara cepat dan dalam jumlah banyak, maka Ibu harus segera ke rumah sakit. Biasanya persalinan akan terjadi sekitar 24 jam setelah ketuban pecah.

Air ketuban yang normal berwarna jernih atau putih bening. Umumnya, keluarnya air ketuban didahului dengan kontraksi persalinan. Namun, ada juga Ibu hamil yang ketubannya pecah tanpa merasakan kontraksi. Ini yang perlu diwaspadai, karena air ketuban bisa keluar secara perlahan dan bertahap, tanpa disadari oleh Ibu hamil. Jika air ketuban habis, janin menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan keselamatannya pun terancam.

Jadi, bila Ibu merasakan ada cairan keluar dari vagina, segeralah periksa warnanya. Bila warnanya bening, keluarnya sedikit-sedikit, tetapi terus-menerus, kemungkinan ketuban Ibu sudah pecah. Jika air ketuban yang keluar berwarna keruh atau kehijauan, tandanya kondisi di dalam rahim sudah tidak baik bagi janin dan Ibu harus segera ke rumah sakit.


Puting Basah Karena ASI “rembes”


Salah satu bentuk persiapan tubuh dalam menyambut bayi adalah memastikan ASI siap diproduksi. Persiapan ini sudah berjalan sejak kehamilan memasuki trimester ketiga. Struktur payudara Ibu berubah dan kelenjar yang memproduksi ASI mulai bekerja. Sebagian Ibu hamil mengalami ASI “rembes” jauh hari sebelum waktu persalinan tiba, namun kebanyakan Ibu hamil mengalami ASI “rembes” beberapa minggu ataupun beberapa hari menjelang hari melahirkan.

ASI yang keluar sebelum Ibu melahirkan itu adalah kolostrum, yaitu zat bernutrisi tinggi berwarna bening kekuningan. Kolostrum kaya akan protein, rendah lemak, dan mengandung antibodi, yang dihasilkan oleh kelenjar susu Ibu. Kolostrum merupakan makanan alami paling ideal bagi bayi. Zat yang terdapat di dalam ASI ini hanya keluar saat Ibu melahirkan hingga 1-2 hari setelahnya. Selanjutnya, payudara Ibu baru mulai menghasilkan ASI yang akan diminum oleh bayi selama minimal enam bulan ke depan. Jika masalah ASI “rembes” sangat mengganggu dan membuat tidak nyaman saat berada di luar rumah, Ibu bisa mencoba mengenakan breast pad untuk mencegah ASI merembes dan membasahi baju.


Diare


Ketika Ibu hamil sudah memasuki tahap awal persalinan, tubuh akan melepas lebih banyak prostaglandin, hormon yang membantu proses kontraksi dan pembukaan. Terkadang hormon ini memberikan stimulasi berlebihan terhadap usus sehingga memicu terjadinya diare.

Selain itu, sejak beberapa minggu menuju hari perkiraan lahir (HPL), semua otot di rahim sudah melemas guna mempersiapkan diri terhadap persalinan, termasuk yang terdapat di rectum (ujung saluran pencernaan yang berakhir di anus). Salah satu akibat dari pelemasan itu adalah Ibu hamil jadi mudah diare. Meski terasa sangat tidak nyaman, namun gejala ini merupakan salah satu tanda-tanda penting bahwa waktu melahirkan sudah tinggal beberapa hari lagi.

Agar tidak dehidrasi karena terlalu sering pup, perbanyaklah konsumsi air putih. Pastikan juga porsi makan tidak berkurang, agar Ibu tetap memiliki energi sambil menunggu datangnya waktu persalinan. Selain itu, ada baiknya untuk sementara menghindari jenis makanan dan minuman yang mudah merangsang timbulnya diare, seperti susu serta makanan pedas dan asam.


Bengkak di Daerah Vagina


Saat kehamilan memasuki minggu ke 37, janin secara aktif bergerak menuju panggul sehingga menimbulkan tekanan di area vagina. Hal ini antara lain yang membuat vagina terasa membengkak. Selain itu, bengkak pada vagina juga bisa muncul jika proses persalinan berlangsung lama, karena posisi bayi yang terus menekan menuju jalan lahir. Jika pembengkakan terjadi sebelum Ibu memasuki proses persalinan, cukup kompres area vagina dengan handuk yang sudah dibasahi air dingin untuk meringankan rasa tidak nyaman.


Posisi Janin Sudah Turun


Mendekati waktu persalinan, posisi janin akan semakin turun ke panggul. Kepalanya berada di bawah menekan rongga panggul, menandakan ia siap untuk dilahirkan. Pada Ibu hamil yang baru mengalami kehamilan pertama, penurunan biasanya terjadi pada saat usia kehamilan mencapai 37 minggu. Bagi Ibu hamil yang sudah pernah melahirkan, posisi bayi akan turun saat usia kehamilan di atas 38 minggu.

Meski begitu, penurunan ini bukan berarti Ibu sudah hendak melahirkan dalam hitungan jam. Persalinan bisa saja terjadi dalam beberapa hari atau beberapa minggu ke depan. Ibu perlu menunggu pertanda persalinan yang lain, seperti kontraksi atau ketuban pecah untuk memastikan saat melahirkan sudah tiba.

No comments:

Post a Comment